Wangi aroma dupa serta bermacam bunga menguar ketika masuk kompleks pura Hindu paling besar di Indonesia, Pura Besakih. Beberapa orang berbusana serba putih juga tampak hilir mudik di lingkungan pura agung ini, ada yang membawa sesaji ada juga yang tengah sembahyang. Situasi tampak demikian damai serta tenang. Ditambah lagi hawa dingin lereng gunung yang bersih serta fresh jadikan siapa juga malas bergerak dari tempat peribadatan ini.
Pura Besakih adalah kompleks peribadatan umat Hindu Dharma Bali yang terbagi dalam satu pura pusat yang bernama Pura Penataran Agung. Di seputar pura pusat ada 18 pura kecil menjadi pura pendamping. Ke-8 belas pura pendamping itu terbagi dalam sebuah Pura Besukian serta 17 pura kecil yang lain. Kompleks bangunan di tempat ini begitu cantik, tampak tinggi serta ramping ciri khas arsitektur Bali.
Artikel Terkait : https://codepen.io/sewamobildilombokdenpasar/
Dari semua pura yang berada di kompleks Pura Besakih, Pura Penataran Agung lah yang disebut pura terbesar serta mempunyai banyak bangunan pelinggih. Di ruang Pura Penataran Agung ini pula ada tiga arca atau candi menjadi bangunan pemujaam penting. Ke-3 arca atau candi itu melambangkan stana dari karakter Tri Murti Tuhan dalam keyakinan Hindu Dharma Bali. Ke-3 Dewa dalam karakter Tri Murti itu diantaranya terbagi dalam Dewa Brahma (Dewa Pencipta), Dewa Wisnu (Dewa Pemelihara), serta Dewa Syiwa (Dewa Pelebur atau Dewa Reinkarnasi).
Diluar itu, di kompleks Pura Besakih ikut ada satu pura bernama Pura Besukian. Menurut cerita yang ada dalam babad Bali, Pura Besukian adalah tempat kali pertamanya wahyu Sang Hyang Widhi turun ke bumi serta di terima oleh seseorang Yogi atau pertapa asal tanah Hindustan atau India bernama Hyang Rsi Markendya. Wahyu yang di terima itu lalu jadi cikal akan ajaran Hindu Dharma yang sekarang ini jadi keyakinan sebagian besar penduduk di Pulau Bali.